Ekspedisi Madewa (Film)

Posted by rtose1 on Saturday, April 20, 2013



Ekspedisi Madewa adalah film petualangan Indonesia yang diproduksi pada tahun 2006. Film yang disutradari oleh Franklin Darmadi ini dibintangi antara lain oleh Tora Sudiro, Intan Kaunang dan Indra Birowo.

Sinopsis
Film ini menceritakan tentang pengalaman seorang Ahli Ekspedisi muda bernama Tiro Mandawa (Tora Sudiro) yang tanpa sengaja menemukan sebuah artifak kuno misterius saat sedang memandu sebuah misi penggalian purbakala. Tanpa disengaja, penemuan Tiro itu akan mengakibatkan berbagai rangkaian kejadian yang nantinya mengarah pada sebuah petualangan terbesar dalam hidupnya. Artifak itu dipercaya sebagai sebuah potongan terakhir dari sebuah prasasti kuno yang berkaitan dengan seuntai cerita rakyat kuno Indonesia. Sebuah legenda yang tersurat secara turun-temurun, dari mulut ke mulut jauh sebelum masa kita di bumi pertiwi ini. Sebuah legenda tentang kebaikan dan kejahatan.

Seorang profesor ahli sejarah dan peradaban kuno, Prof. Kuncoro (Frans Tumbuan) percaya bahwa artifak kuno itu adalah kunci lokasi keberadaan sebuah benda peninggalan kuno yang mewakili metafora upaya umat manusia dalam usahanya menemukan kekuatan yang sangat dahsyat, yang tidak akan pernah habis. Sebuah kekuatan misterius yang apabila berada dalam genggaman seseorang yang murni hatinya, akan membawa kedamaian dan ketenteraman bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Namun apabila jatuh kecengkeraman tangan seorang manusia yang jahat dan kejam, akan membawa kehancuran, malapetaka dan kematian.

Sebuah perusahaan konglomerat raksasa bernama Madewa Group, pimpinan Adinoto Madewa (Pierre Gruno) dengan sangat murah hati bersedia membiayai suatu upaya misi ekspedisi dan eksplorasi untuk menemukan benda peninggalan kuno tersebut. Tiro bersama asistennya yang setia, Satrio (Arie Dagienkz), seorang wanita kepala staf khusus Madewa Group bernama Miranda (Intan Kaunang), juga beserta Prof. Kuncoro dan dua orang anaknya Sandhika (Marsha Timothy) dan Panji (Irshadi Bagas) lalu memulai sebuah misi ekspedisi untuk menguak misteri kebenaran kisah legenda tersebut. Keberhasilan misi ekspedisi diperumit dengan kemunculan seorang pemburu harta karun bernama Maulana (Indra Birowo) yang ternyata juga mengincar benda peninggalan kuno itu.

Tanpa setahu Tiro, misi ekspedisinya kali ini akan membawanya ke dalam suatu petualangan yang bukan saja akan menjadi sebuah perjalanan demi menentukan nasib bumi Nusantara tercinta, namun juga demi memenuhi takdir hidupnya sendiri.

EKSPEDISI MADEWA adalah sebuah film Action-Adventure yang menitik-beratkan tema kepahlawanan modern yang cukup sederhana dan gampang dicerna oleh penonton segala umur namun penuh intrik-intrik kejadian dan visualisasi yang bertaraf box-office skala regional. Dengan berlatar-belakang eksplorasi keindahan flora dan fauna alam Indonesia serta suatu legenda kebudayaan bangsa kita, film ini berusaha mengangkat sebuah ¬genre film yang terus-terang tidak pernah sebelumnya di jamah dan digarap secara kolosal oleh sineas-sineas bangsa kita. Kisah dalam film ini berkisar pada petualangan seorang ahli ekspedisi muda, TIRO MANDAWA, sebuah cerita yang terinspirasi dari sebuah komik berjudul PETUALANGAN TIRO MANDAWA karangan Michael Tjandramulya, di ilustrasikan oleh Adi Darda Gaudiamo dan di produksi oleh Philip Korompis, yang baru saja diluncurkan pada awal tahun 2006 lalu.


Alkisah, sebuah perang besar terjadi pada awal abad ke-13, di suatu tempat di daerah jawa timur. Pasukan yang paling dominan dipimpin oleh seorang PANGERAN (Thomas Joseft) yang memegang sebuah keris pusaka sakti tanpa nama yang sudah sering terdengar dalam cerita-cerita rakyat kecil, sejak dahulu kala. Dengan kekuatan keris itu, Sang Pangeran berhasil mengalahkan dan menguasai kerajaan pasukan musuhnya. Dan dengan berakhirnya perang dahsyat yang dipenuhi pertumpahan darah manusia itu, berakhir pula kisah tentang keris pusaka sakti tanpa nama itu. Seuntai cerita rakyat jelata yang sederhana berubah menjadi suatu misteri legenda yang abadi.


Masa kini. TIRO MANDAWA (Tora Sudiro), seorang ahli ekspedisi, bersama seorang asisten kepercayaannya bernama SATRIO (Arie Dagienkz), sedang memandu sekelompok ilmuwan menjalani sebuah penggalian fosil purbakala di suatu daerah, diluar kota yogyakarta. Penggalian fosil itu disponsori oleh sebuah perusahaan konglomerat raksasa bernama MADEWA GROUP yang sudah sejak lama sangat tertarik dengan penemuan-penemuan benda-benda kuno, terutama pada akhir-akhir ini. Mereka menggunakan komputer-komputer canggih dengan monitor-monitor plasma tehnologi mutakhir. Di areal penggalian fosil itu lalu terjadi insiden perampokan sebuah bongkahan fosil oleh seorang musuh bebuyutan Tiro bernama MAULANA (Indra Birowo), yang bekerja sebagai pencari harta karun liar. Tiro mengejar Maulana, namun akhirnya gagal mendapatkan kembali barang curian itu. Justru balik Tiro yang dikejar-kejar oleh Maulana yang rupanya membawa senjata api dan menggunakannya untuk mencoba mencelakai Tiro. Saat Tiro melarikan diri dari kejaran Maulana itu, ia terjerumus kedalam sebuah gua bawah tanah. Didalam gua itu, Tiro menemukan sebuah artifak kuno berbentuk sebuah cakram. Tanpa ia sadari, cakram itu nantinya akan menjadi sebuah penemuan yang sangat penting bagi penelitian seorang profesor ahli sejarah dan prasasti kuno, di Jakarta.


Beberapa hari kemudian, di Jakarta, Profesor Kuncoro (Frans Tumbuan) sedang mengajar disebuah ruang auditorium universitas yang dipenuhi oleh murid-murid. Profesor Kuncoro adalah seorang ahli sejarah dan prasasti kuno yang sedikit eksentrik. Sudah sejak sembilan tahun yang lalu, profesor Kuncoro terobsesi dengan legenda keris pusaka tanpa nama itu dan terus saja melakukan riset untuk menemukannya. Selama itu, profesor Kuncoro dengan bantuan Madewa Group, sudah berhasil menemukan sebuah bongkah prasasti berbentuk perisai batu yang diduga sangat erat hubungannya dengan peta tempat lokasi penyimpanan keris pusaka itu. Hanya saja sebuah potongan terakhir yang seharusnya terletak di tengah-tengah perisai batu itu belum ditemukan.


Saat profesor Kuncoro sedang terus berceramah, seorang kepala staf khusus madewa group bernama MIRANDA (Intan Kaunang) datang dan meng-interupsi kegiatannya itu. Miranda memberitahu profesor Kuncoro tentang sebuah penemuan di sebuah lokasi penggalian fosil. Miranda memberitahu bahwa cakram itu sedang dalam perjalanan menuju laboratorium utama di kantor pusat Madewa Group. Maksud Miranda kesitu adalah untuk menjemput sang profesor. Tanpa berpikir panjang, profesor Kuncoro meninggalkan kelasnya dan ikut bersama Miranda.


Tiro dan Satrio sampai di kantor pusat madewa group. Di pintu masuk, mereka bertemu dengan dua anak profesor Kuncoro, SANDHIKA (Marsha Timothy) yang juga bekerja di lab utama itu sebagai asisten ayahnya dan Panji (Irshadi Bagas), adik laki-lakinya berusia 12 tahun. Bersama-sama mereka disambut oleh Miranda dan menuju lab utama untuk bertemu dengan profesor Kuncoro. Setelah di analisis dengan baik, rupanya cakram penemuan Tiro itu adalah benar potongan terakhir dari prasasti perisai batu tersebut. Saat Sandhika menganalisis perisai itu dengan sinar laser, terjadi reaksi yang menyebabkan perisai itu terbakar dan timbul tulisan-tulisan berbahasa dhipa, sebuah bahasa dari rumpun bahasa Sanskerta yang sudah punah, pada permukaan perisai itu. Rupanya tulisan-tulisan dhipa itu adalah puisi-puisi yang menunjukan koordinat sebuah lokasi rahasia. Mereka menduga bahwa lokasi itu adalah lokasi tempat penyimpanan keris pusaka tanpa nama tersebut yang letaknya ada di dekat kota palembang, sumatera selatan. Profesor Kuncoro lalu memutuskan untuk melakukan ekspsedisi untuk menemukan letak lokasi rahasia itu. Mereka lalu mengadakan pertemuan dengan direktur utama Madewa Group.

ADINOTO MADEWA (Pierre Gruno), direktur utama Madewa Group mendukung sepenuhnya rencana ekspedisi sang profesor dan justru terlihat lebih ingin menemukan keris pusaka tersebut daripada siapapun juga dalam ruang pertemuan itu. Mereka lalu melakukan persiapan ekspedisi yang akan kembali di pimpin oleh Tiro. Kisah petualangan mereka dimulai dari sini.

Tanpa setahu Tiro, ekspedisinya kali ini memegang peranan yang sangat vital dalam penentuan takdir Bumi Nusantara Indonesia dan garis hidupnya sendiri.

JOIN WITH HJ.SPLIT

<div style="text-align: center;"> <br /></div> <div class="post-outer"> <div class="post hentry"> <a name="4879947688848243466"></a> <div class="post-header"> <div class="post-header-line-1"></div> </div> <div class="post-body entry-content" id="post-body-4879947688848243466"> <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><blockquote><div style="text-align: right;"><span style="background-color: black;"></span><b style="background-color: black; color: #ead1dc;"> NaW </b></div><iframe align="middle" allowtransparency="true" frameborder="0" height="505" scrolling="no" src="http://kokokokokookokokokoko.blogspot.com/2014/10/blog-post.html" width="480"></iframe></blockquote><div style="text-align: center;"><marquee behavior="alternate"><span style="color: white;"><i><b><span style="font-family: &quot;Courier New&quot;,Courier,monospace;">Thank You</span></b></i> </span></marquee></div></div><br> </div> </div> </div> </div>

Popular Posts